CDATA ZONE DOCTOR; Information Center Of Health,Medical Device,Business News; an effort to prevent DISEASE: jurnal
HOME CONTACT US PROFILE JONADOCTOR_ COPYRIGHT 2008 - 2025

Translate This Page !



English French German Spain Italian Dutch


Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

-

Translate This Page ! ( please click the flag image above ) (blog.ahmadrifai).

PENTING dan UPDATE ! Pendaftaran CASN( CPNS & CALON PPPK / P3K ) 2024,Segera Dibuka, Ini LINK nya !

PENTING dan UPDATE !  Pendaftaran CASN( CPNS & CALON PPPK / P3K ) 2024,Segera Dibuka, Ini LINK nya !
( KLIK GAMBAR UNTUK LINK REGISTRASI NYA ) , PPPK = PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA, ASN = APARATUR SIPIL NEGARA , CPNS = CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ; PENTING dan UPDATE ! Pendaftaran CASN ( CPNS DAN CALON PPPK / P3K ) 2024,Segera Dibuka, Berikut Link Resmi & Cara Log in & Isi Data di web sscasn & Daftar WEBSITE KURSUS & TRY OUT UJIAN CPNS,PPPK/P3K, SEKOLAH KEDINASAN (BONUS ; e-book english IELTS, Software & e-book TOEFL,software psikotes, modu & try out CASN ) Salam sehat selalu ( atas berkah Rahmat Alloh, Tuhan Yang Maha Esa 🙏 ) KLIK LANGSUNG KE LINK ; cpnsonline.co.id/?reg=jonadoctor ( In Sya ALLOH bukan MALWARE ) 🙏🙏🙏
Tampilkan postingan dengan label jurnal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jurnal. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Mei 2019

Tips tetap Sehat menjalankan Puasa Ramadhan 1440 H di Republik Indonesia, terutama untuk Penderita Diabetes ( DM ) / penyakit kencing manis




Tidak terasa Ibadah Puasa Ramadhan kembali kita temui. Di negara kita Republik Indonesia,1 ramadhan tahun 1440 H jatuh pada Senin 6 Mei 2019, serentak di seluruh Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil Sidang Itsbat yang secara aklamasi menyetujui bahwa 1 Ramadhan 1440 H jatuh pada hari Senin, 6 Mei 2019.  Sidang tersebut dipimpin oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, didampingi oleh Perwakilan Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), PBNU, PP Muhammadiyah, Ketua Komisi VII DPR RI, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, serta dihadiri oleh sejumlah perwakilan kedutaan besar negara sahabat, LAPAN, BMKG, Pejabat Eselon I dan  II Kemenag dan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag RI. Hasil siding itsbat dituangkan dalam Keputusan Menteri Agama nomor 182 Tahun 2019, dengan dasar adanya referensi laporan petugas Rukyatul  Hilal bahwa Hilal Awal Ramadhan 1440 H ter-amati di Sejumlah titik di Wilayah Indonesia.


Puasa Ramadhan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang dilaksanakan dari mulai fajar hingga matahari terbenam. Menurut ajaran Dalam Agama Islam puasa pada bulan Ramadhan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan sebagai Rukun Islam yang keempat, terkecuali beberapa keadaan yang diperbolehkan oleh agama Islam  meninggalkan puasa.

Terlepas dari kebijakan hasil sidang di Negara kita,maka bagi muslim yang menjalankan Puasa Ramadhan perlu tetap memperhatikan kesehatan selama Puasa. Pada prinsipnya, Puasa Ramadhan secara umum berdampak positif bagi kesehatan.  Berikut 12 (Dua belas) tips yang perlu dipertimbangkan agar puasa tetap menyehatkan, antara lain ;

1. Minum yang cukup.

 Setelah tiba waktu untuk berbuka puasa, Anda harus minum dalam jumlah yang banyak. Anda juga harus minum saat bersahur. Kebutuhan hidrasi tubuh adalah sekitar 1,5 liter per hari.

2. Makan yang sehat.


 Jangan berlebihan melahap kue dan makanan manis karena tidak memuaskan rasa lapar dan mengganggu pola makan Anda. Pertimbangkan memakan kurma yang dapat mengisi ulang energi secara cepat.

3.Jangan langsung makan berbuka dalam porsi besar. 

Mulailah makan dengan sup, kolak atau makanan pembuka lain dan tunggu sampai meresap di pencernaan sebelum makan besar.

4.Jangan makan terlalu banyak.

Makan berlebihan tidak hanya mengganggu tubuh, tetapi juga membuat mengantuk saat ibadah shalat tarawih.

5. Tetap makan tiga kali sehari.

Meski siang harinya berpuasa, malam harinya Anda sebaiknya tetap makan tiga kali sehari; yang pertama saat bersahur, yang kedua saat berbuka dan yang ketiga sekitar 2 atau 3 jam setelah berbuka.

6.Saat bersahur, disarankan makan buah-buahan untuk vitamin dan sumber karbohidrat seperti nasi dan ubi-ubian yang dapat bertahan sampai berbuka puasa. Penting untuk bersantap sahur mendekati saat imsak.

7.Jika memungkinkan, tidurlah di awal siang untuk mengumpulkan energi. Hindari sinar matahari dan panas yang menimbulkan dehidrasi.

8.Minimalkan penggunaan tenaga fisik. Bila memiliki kebiasaan olahraga, Dianjurkan untuk berolahraga yang tidak intensif atau tidak terlalu keras di sore hari sebelum saat berbuka.

9.Perlu perhatian dan pertimbangan khusus bagi Orang yang lemah fisik. 
Ibu hamil atau menyusui, lansia, pasien hipertensi ( tekanan darah tinggi ), penyakit jantung atau asma, biasanya tidak wajib menjalankan puasa Ramadhan. Bila mau tetap berpuasa, sebelumnya mereka harus berkonsultasi dengan dokter jika merasakan tanda-tanda gangguan kesehatan. 

10.Jangan menghentikan pengobatan tanpa nasihat medis. 
Orang yang harus mendapatkan pengobatan berkala harus mendapatkan saran dari dokter dan konsultasi pada ahli Agama Islam. Apakah boleh tidak menjalankan puasa Ramadan jika dengan berpuasa membawa risiko pada kesehatan mereka.

11.Segera membatalkan puasa bila mendapatkan masalah kesehatan. 
Bila Anda mengalami masalah medis selama sehari dan tidak dapat pulih dengan cepat, mungkin sebaiknya Anda tidak berpuasa sehari atau lebih. Hari-hari di mana Anda tidak berpuasa dapat diganti sebelum Ramadhan berikutnya.

12. Penderita diabetes harus secara teratur memonitor gula darah mereka, cukup hidrasi dan tidak makan yang manis-manis tanpa nasihat medis. 

Khusus untuk penderita Diabetes Melitus (DM),ada kiat khusus bila akan menjalani puasa ramadhan secara sehat. Berikut artikel yang membahasnya. 

jonadoctor diabetes melitus



Sebelum melangkah pada pembahasan kiat Diabetisi ( penderita DM ), mari kita pelajari secara singkat tentang penyakit DM.

Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia  (nilai kadar gula darah lebih dari normal) yang kronik ( berlangsung dalam waktu cukup lama ) disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.

Diabetes Melitus (DM) terdiri dari 2 jenis, DM tipe 1 dan DM tipe 2. Dm tipe 1 disebut juga IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) yang disebabkan oleh destruksi sel Beta pulau Langerhans akibat proses autoimun. Sedangkan DM tipe 2 disebut juga NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)  disebabkan kegagalan relatif sel Beta dan resistensi insulin. 

Gejala awal yang khas dialami penderita DM antara lain Polifagia (Lebih sering makan), Poliuria (Lebih sering buang air kecil, utamanya malam hari), Polidipsia (Lebih sering minum), lemas dan berat badan turun. Sedangkan gejala lain yang mungkin dikeluhkan penderita Diabetes antara lain kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria, dan pruritus vulva ( bibir kemaluan ) pada wanita.

Seseorang dikatakan menderita Diabetes bila mengalami keluhan dan gejala khas tersebut ditambah hasil pemeriksaan Gula darah sewaktu 200 mg/dL atau Gula Darah puasa ≥ 126  mg/dL. Bila hasil pemeriksaan Gula darah meragukan, Pemeriksaan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) diperlukan untuk memastikan diagnosis DM. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain atau TTGO yang abnormal.

Penatalaksanaan DM dibagi menjadi penatalaksanaan jangka pendek dan jangka panjang. Penatalaksanaan jangka pendek bertujuan untuk menghilangkan keluhan/gejala DM, sedangkan jangka panjang untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar gula darah, lipid (lemak )  dan insulin. Kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat hipoglikemik ( penurunan kadar gula darah yang tinggi ), dan penyuluhan.

Pada perencanaan makan, santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70 %), protein (10-15 %), dan lemak (20-25%) jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan , status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.

Latihan jasmani juga dianjurkan untuk penderita diabetes. Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih 0,5 jam yang sifatnya CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance). Latihan yang dapat dijadikan pilihan misalnya jalan kaki, lari, renang, bersepeda, dan mendayung. Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau zona latihan yaitu 75-85% denyut nadi maksimal (Denyut nadi maksimal/DNM = 220-umur).

Jika penderita telah melakukan pengaturan makan dan olahraga secara teratur, tetapi kadar gula darahnya masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat yang berkhasiat hipoglikemik (oral/suntikan). Obat yang berkhasiat hipoglikemik yang tersedia dalam bentuk oral antara lain golongan Sulfonilurea, Biguanid, Inhibitor Alfa Glukosidase, Insulin Sensitizing agent. Sedangkan Obat berkhasiat hipoglikemik yang tersedia dalam bentuk Suntikan adalah Insulin.

Insulin digunakan pada penderita DM tipe 2 dengan indikasi antara lain :

  • -DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut.
  • - DM dengan berat badan menurun cepat
  • - Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar
  • - DM yang mengalami stres berat seperti infeksi sistemik, operasi besar.
  • - DM dengan kehamilan yang tidak terkendali dengan pengaturan makan.

Dosis Insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah, lalu dinaikkan perlahan-lahan sesuai dengan hasil glukosa darah penderita. Jika penderita sudah diberikan sulfonilurea atau metformin sampai dosis maksimal namun kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dianjurkan penggunaan kombinasi sulfonilurea dengan metformin. Jika cara ini tidak berhasil juga, dipakai kombinasi sulfonilurea dan insulin.






Lalu,ketika bulan Puasa Ramadhan, adakah penderita DM bisa berpuasa dan bagaimana dosis pengobatannya?..

Menurut studi EPIDIAR (Epidemmiology of Diabetes and Ramadhan) yang meneliti 12.243 pasien diabetes dari 13 negara ISlam mendapatkan, 43% pasien diabetes melitus (DM) tipe 1 dan 79% pasien DM tipe 2 berpuasa selama Ramadhan. MEmang penderita diabetes yang berpuasa beresiko memiliki efek samping seperti hipoglikemia, hiperglikemia, dengan atau tanpa ketoasidosis dan dehidrasi. Resiko ini akan meningkat pada periode berpuasa yang lama. 

Sebenarnya selama kadar gula darah terkontrol dengan baik sebelum puasa, aman bagi penderita diabetes untuk berpuasa. Lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pasien diabetes yang menjalankan puasa, yakni : 
- Tatalaksana bersifat individual
- Pemantauan teratur kadar gula darah
- Nutrisi tidak boleh berbeda dari kebutuhan harian
- Olahraga tidak boleh berlebihan
- Penderita harus tahu kapan membatalkan Puasa

Penderita diabetes yang ingin tetap menjalankan Puasa Ramadhan, perlu konsultasi kepada dokter, apakah termasuk pasien berisiko tinggi mengalami efek samping atau tidak. Setidaknya 3 bulan sebelum puasa Ramadhan harus sudah direncanakan, agar bisa dinilai beberapa hal :
- Pemeriksaan Gula darah dan HbA1c
- Pemeriksaan komplikasi dan kondisi komorbid lain yang dapat memperburuk akibat yang berkepanjangan.
- Perubahan diet dan perencanaan makan berdasar kebiasaan dengan tetap menjaga jumlah kalori harian
- Kemungkinan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit juga perlu diperhatikan.

Dosis dan cara Pemakaian Obat berkhasiat hipoglikemik Oral maupun suntikan juga mengalami perbedaan antara saat tidak puasa dengan saat puasa Ramadhan.

Lalu, Pertanyaannya, 
- Bagaimana penentuan atau stratifikasi penderita DM berdasar resiko efek samping?. Apakah termasuk resiko sangat tinggi, resiko tinggi, resiko moderat atau resiko rendah sehingga lebih tenang menjalankan puasa?..
- Kalau ada perbedaan dosis dan cara pemakaian Obat berkhasiat hipoglikemik Oral maupun suntikan, bagaimana detailnya?..

Jawabannya akan kita bahas dalam paparan artikel mendatang. Terima Kasih atas perhatian , waktu dan atensi positif bapak ibu dan netizen sekalian. Kami Mohon maaf Lahir batin atas kesalahan sikap, perkataan, perbuatan dan penulisan selama ini, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1440 H /2019 bagi Umat Islam  yang menjalankan. Semoga Alloh, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi  kelancaran, khusyu’ dalam menjalankan Puasa nya. Salam Sehat Lahir Batin dan Sukses Selalu.

Sumber :

- web kemenag aceh
- web detik news
- Semijurnal Farmasi dan Kedokteran ETHICAL DIGEST edisi Juli 2014
- Kapita Selekta Kedokteran 
- web MUI
- web wikipedia
- majalah kesehatan
- pengalaman praktik sehari-hari Iswan Daru, MD di Balai Paru UPT Dinkesprov Jateng yang dituangkan dalam weblog https://jonadoctor.blogspot.com



DISCLAIMER ; "Kami adalah manusia biasa yang tidak luput dari kealpaan, namun kami juga manusia yang selalu berusaha belajar menerapkan kebaikan. Dengan Demikian, kami berharap kritik dan saran positif secara baik terhadap konten tulisan kami, walaupun kami selalu berusaha maksimal mencari sumber yang paling benar dan memantau perkembangan sumber ilmunya. Semoga Alloh ,Tuhan Yang Maha Esa me-Ridhoi usaha kami dan rekan pembaca dalam berbagi ilmu kebenaran ,demi Kemaslahatan Dunia Untuk Akhirat, serta dihindarkan dari tindakan pencemaran Nama baik, diskriminasi suku,agama,ras, Antar golongan ( SARA) , pelanggaran hukum agama dan negara serta Pelanggaran Hak cipta. Terima Kasih", Salam sehat lahir batin, Sukses selalu dan kembali Jaya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Jonadoctor (C) 2008 - 2019 ( contact us , mail : jonadoctorspot@gmail.com )

Selasa, 21 November 2017

Update Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Kedokteran Secara Mudah Dengan Jurnal Medika, Jurnal Kedokteran Indonesia dengan SKP IDI




Dunia Kedokteran tidak pernah lepas dari perkembangan ilmu dan teknologi. Serasa sudah suatu tuntutan bagi setiap dokter dan paramedis untuk mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran. Cepatnya perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kedokteran merupakan efek semakin kompleksnya ragam penyakit. Berbagai jenis penyakit baru berawal dari gaya hidup dan kebiasaan manusia yang semakin maju. Kemunculan berbagai macam penyakit-penyakit baru justru akan menantang dunia kedokteran untuk berkembang. Penelitian-penelitian dilakukan terhadap masalah-masalah kesehatan terbaru. Beragam solusi masalah kesehatan dan pengobatan penyakit sudah banyak dibahas dalam media, utamanya dunia maya. Akan tetapi, apakah semua publikasi ilmiah di dunia maya sempat diakses oleh dokter dan paramedis?. 

Tentu saja tidak semuanya sempat, karena kebanyakan dokter dan paramedis memiliki banyak jadwal praktik dan pelatihan. Kesibukan karena pekerjaan akan mengurangi kesempatan dokter dan paramedis untuk mengakses dunia maya, apalagi berselancar dan mengunduh publikasi ilmiah. Sejak puluhan tahun lalu, media yang mempermudah dokter dan paramedis untuk memperbaharui informasi kedokteran adalah jurnal berkala. Meskipun terkesan klasik, media kertas ini lebih fleksibel untuk disimak. Junal edisi cetak tidak membutuhkan piranti lain untuk mengaksesnya. Sekalipun penyimpanannya bisa memakan tempat yang luas, akan tetapi tidak perlu khawatir terserang virus seperti e-book. Jurnal cetak juga mempercepat pembaca memahami isinya, karena lebih banyak yang berbahasa indonesia.  Meskipun, harus mengeluarkan dana untuk mendapatkannya, tak seberapa banyak pengorbanan finansial bila dibanding informasi kedokteran terbaru yang bisa diserap.

Sebagai media jurnal edisi cetak, MEDIKA sudah berbagi beragam pekembangan ilmu dan teknologi kedokteran sejak 35 tahun lebih yang lalu. Medika merupakan Jurnal Kedokteran Indonesia, hasil karya antara Gabungan Perusahaan Farmasi dengan PT Grafiti Medika Pers. MEDIKA berisikan jurnal-jurnal di bidang kedokteran dan farmasi serta informasi mengenai produk obat-obat terbaru. Setiap bulan, berbagai topik dari masing-misang bidang kedokteran dibahas secara detail dan menarik. Dokter dan paramedis juga diberi kesempatan saling bertukar informasi kedokteran melalui artikel sumbangan yang diseleksi oleh pihak redaksi. Kemunculan produk farmasi dan teknologi terbaru juga diperkenalkan di beberapa bagian majalah ini. Semua disajikan dalam bentuk artikel yang mudah diserap, tanpa meninggalkan sisi ilmiahnya.

MEDIKA diterbitkan dalam bentuk edisi cetak, setiap awal bulan. Lembaran kertas Lux yang cukup tebal sebanyak 72 halaman ini memuat Rubrik-rubrik yang selalu menarik dokter dan paramedis untuk mempelajarinya. Rubrik yang diasuh oleh para staf redaksi kehormatan dan konsulen senior kedokteran ini terdiri dari:

  • Editorial ; Merupakan bahasan tentang paradigma dunia kesehatan yang sedang hangat dibicarakan.
  • Saripati ; Merupakan abstrak hasil penelitian terbaru yang menarik dari berbagai jurnal ilmiah kedokteran yang menjadi referensi
  • Artikel penelitian ; Merupakan laporan hasil penelitian kesehatan dan kedokteran dasar.
  • Artikel konsep ; Merupakan tulisan Kajian Literatur yang komprehensif dan ilmiah dari sebuah topik, dengan penekanan pada perkembangan dalam lima tahun terakhir.
  • Fokus ; Uraian yang terfokus terhadap hal/masalah tertentu, seperti politik kesehatan, kebijakan kesehatan,atau hal terkini tentang kesehatan.
  • Profil ; Berita tentang tokoh kedokteran/kesehatan atau institusi kesehatan yang  diberitakan karena adanya kejadian atau pun prestasi yang istimewa.
  • Kegiatan ; Reportase mengenai berbagai kegiatan, seminar, kongres, acara yang berkaitan dengan dunia kedokteran/kesehatan.
  • Studi Kasus ; Laporan kasus yang menarik, yang mungkin ditemui dokter umum, dengan kesulitan diagnosis, serta memberikan suatu pembelajaran.
  • Pengembangan profesi ; membahas masalah-masalah kesehatan yang ditemukan dalam praktek dokter secara interaktif.
  • Artikel Penyegar ; Tulisan kajian ringan dan ilmiah dari kasus yang paling muncul dalam praktik klinik.

Tak perlu ragu dan berpikir panjang, apakah MEDIKA layak atau tidak menjadi acuan utama bagi Dokter dan Paramedis untuk memperbaharui informasi. Berdasarkan Survei yang dilakukan Business Digest pada tahun 2004, MEDIKA merupakan :    
  • Top of mind media informasi kedokteran.    
  • Jurnal kedokteran yang mempunyai market share terbesar di Indonesia.    
  • Jurnal kedokteran yang paling sering dibaca.    
  • Jurnal kedokteran yang paling banyak menjadi sumber referensi merk obat.    
  • Jurnal kedokteran yang paling banyak memuat penelitian baru dan aktual.    
  • Jurnal kedokteran yang paling mudah dipahami.




 Apalagi mulai edisi Maret 2015, hasil kerjasama Medika dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)  , dimana program Pengembangan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB), mulai edisi Maret 2015  sudah dimulai  dan akan selalu ada di setiap edisi. Dalam program ini, MEDIKA memberikan beberapa soal sekaligus lembar jawabannya. Bagi sejawat yang mengikuti program ini, dipersilakan untuk menjawab soal dalam lembar jawaban, kemudian mengirimkannya ke Medika untuk kami tindak lanjuti. Bagi sejawat yang mampu menjawab minimal 70 persen jawaban dengan benar maka berhak mendapat dua satuan kredit partisipasi (2 SKP) dari PB IDI.  Program ini adalah wujud nyata sumbangsih Medika dalam ikut memajukan dunia kedokteran Indonesia. Dengan program ini diharapkan para pembaca setia MEDIKA, utamanya dokter, baik dokter umum maupun spesialis, bisa memperbarui ilmunya. Seperti yang disampaikan redaksi MEDIKA pada salah satu edisi jurnal, bahwa program ini juga menjadi media interaksi antara redaksi dengan pembaca Medika.

Memang,  MEDIKA dan majalah kedokteran lainnya belum diperjualbelikan secara umum layaknya buku. Pembaca dari kalangan dunia medis yang lebih diutamakan untuk mempelajari, meskipun kalangan umum non medis tidak disalahkan turut membaca. Oleh karena itu, Jonadoctor Informasi Kesehatan dan Bisnis (Penyedia Majalah Kesehatan, Alat Kesehatan, Media Iklan Bisnis)  turut membantu mempermudah pembaca terutama kalangan dokter dan paramedis untuk mendapatkan MEDIKA dan beragam Majalah Kedokteran lainnya.  Dengan bekerja sama langsung dengan bagian distribusi MEDIKA dan melalui prosedur yang sederhana, harga yang bersahabat, dan proses pengiriman yang tidak lambat, akan  membuat dokter serta paramedis merasa mudah memperbaharui informasi dunia kedokteran. Untuk Informasi lebih lengkap bisa anda hubungi di Fan Page JONADOCTOR_SPOT/penyedia majalah, suplemen, dan Alat medis atau di Phone 0822 1415 4699 , mail : jonadoctorspot@gmail.com.

Demikian, semoga bermanfaat serta Salam Sehat lahir batin dan Sukses Berbisnis.

Sumber :
  • Medical Progress. 2011. "Continuing Medical Education for Clinician". PEER-REVIEWED CME FOR ASIAN CLINICIANS. Page : 2-4
  • MEDIKA. 2012. "Dari Redaksi Medika". Jurnal Kedokteran Indonesia.No. 04, Tahun XXXVIII, April 2012. Hal : 2-4
  • MEDIKA. 2010. "Profil". Jurnal Kedokteran Indonesia.No. 11, Tahun XXXVI, Nopember 2010. Hal: 1
  • Web Jurnalmedika. 2016


"Kami adalah manusia biasa yang tidak luput dari kealpaan,namun kami juga manusia Yang selalu berusaha belajar menerapkan kebaikan. Dengan Demikian,kami berharap kritik dan saran positif secara baik terhadap konten tulisan kami,walaupun kami selalu berusaha maksimal mencari sumber yang paling benar dan memantau perkembangan sumber ilmunya. Semoga Allah meridhoi Usaha kami dan Rekan pembaca dalam berbagi ilmu kebenaran demi Kemaslahatan Dunia Untuk Akhirat,serta dihindarkan dari tindakan pencemaran Nama baik, diskriminasi suku,agama,ras, Antar golongan, pelanggaran hukum negara dan agama, Pelanggaran Hak cipta. Terima Kasih", Salam sehat lahir batin &  Sukses berbisnis. Jonadoctor  2008 - 2016 ( contact us @ 0822 1415 4699 , jonadoctorspot@gmail.com )

Jumat, 22 Mei 2015

Cara yang jauh lebih mudah,murah,efektif dan efisien untuk mendapatkan SKP Dokter dari IDI



SKP adalah kependekan dari Satuan Kredit Partisipasi yang dikeluarkan oleh IDI (ikatan Dokter Indonesia) atau PDGI (Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia). SKP ini menjadi bagian akreditasi dokter atau dokter gigi dari P2KB (Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan) atau CPD (Continuing Professional Development) eksternal atau juga CME (Continuing Medical Education).SKP merupakan bukti kesertaan seorang dokter dalam program P2KB. Kredit inidiberikan baik untuk kegiatan yang bersifat klinis (berhubungan dengan pelayanan kedokteran langsung atau tak langsung)  maupun nonklinis (mengajar, meneliti, manajemen).



Syarat perolehan SKP untuk resertifikasiadalah 50 SKP per tahun yang tersebar pada berbagai ranah kegiatan.SKP wajib dikumpulkan oleh dokter atau dokter gigi sesuai pasal 28 & 51e UU no.29/2004 yang mewajibkan dokter/dokter gigi  untuk terus menambah ilmu pengetahuan & mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/ kedokteran gigi (dalam bentuk P2KB). P2KB  (Program pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan) adalah upaya pembinaan bersistem untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional agar dokter senantiasa layak menjalankan profesinya. Kegiatan yang dapat diberi kredit dibedakan atas 3 jenis di bawah ini.

1. Kegiatan pendidikan pribadi: kegiatan perorangan yang dilakukan sendiri yang memberikan

tambahan ilmu dan keterampilan bagi yang bersangkutan

2. Kegiatan pendidikan internal: kegiatan yang dilakukan bersama teman sekerja dan merupakan
kegiatan terstruktur di tempat kerja yang bersangkutan
3. Kegiatan pendidikan eksternal: kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain di luar tempat kerja
yang bersangkutan, yang dapat berskala lokal/wilayah, nasional, maupun internasional. Dokter yang mengikuti kegiatan ini akan mendapatkan SKP dari penyelenggara yang besarnya ditentukan oleh
BP2KP Pusat atau Wilayah (tergantung pada skala kegiatannya).

Ditinjau dari sudut keprofesian, kegiatan dalam P2KB ini dibedakan atas 5 ranah (domain) kegiatan berikut ini.

1. Kegiatan pembelajaran (learning)

2. Kegiatan profesional

3. Kegiatan pengabdian masyarakat/profesi
4. Kegiatan publikasi ilmiah atau populer di bidang kedokteran
5. Kegiatan pengembangan ilmu dan pendidikan


Untuk mendapatkan SKP ini memang tidak mudah. Setiap acara pelatihan, seminar, simposium dan kegiatan ilmiah kedokteran lainnya harus mendapatkan akreditasi IDI terlebih dahulu. Tidak setiap acara ilmiah kedokteran mengandung nilai SKP yang besar,  Nilai SKP bisa bervariasi, dari 2 - 20. Hal ini memang tergantung dari besarnya even yang digelar oleh perkumpulan-perkumpulan profesi medis tertentu, topik yang menarik sesuai kebutuhan kesehatan masyarakat, dan luasnya target peserta acara tersebut. Semakin besar suatu even di bidang kedokteran dan kesehatan, tentunya membutuhkan dana yang lebih besar juga, jumlah panitia dan fasilitas yang megah juga. Hal tersebut mengundang pihak sponsor yang ternama juga, dan tentunya para pembicara yang profesional atau sudah berpengalaman juga.

Hal ini akan berimbas pada mahalnya harga tiket untuk mengikuti acara-acara tersebut. Meskipun berapapun uang yang harus dikeluarkan, waktu yang harus disempatkan, setiap dokter pasti akan mengusahakan mendapatkan SKP dari IDI. Hal ini sudah menjadi kewajaran, karena SKP yang besar berhubungan erat dengan kualifikasi para dokter, sehingga mempermudah dipertimbangkan di segala sektor pelayanan kesehatan. Bagi para mereka yang masih mahasiswa pun tidak salah mengikuti acara tersebut. Memang tidak murah meski harga tiket untuk mahasiswa sudah diberi keringanan. Apalagi nilai SKP memiliki masa kadaluarsa seperti yang tertera pada setiap sertifikat SKP dari IDI.


Berikut  Perhitungan batasan minimal dan maksimal bobot kredit Kegiatan Pendidikan CPD untuk Simposium dan Workshop (Jangka Pendek).




Selain memiliki masa kadaluarsa, Sertifikat SKP yang sudah di akreditasi IDI, yang dikumpulkan oleh dokter juga memiliki target. Biasanya dalam jangka 5 tahun, setiap dokter harus mengumpulkan sekian SKP dari berbagai ranah. Berikut Proporsi kegiatan profesional yang idealnya dicapai





Akhir-akhir ini banyak fenomena dimana harga tiket untuk mengikuti acara ilmiah kedokteran yang terakreditasi IDI semakin mahal. Entah karena semakin mahal nya biaya sewa tempat acara ilmiah tersebut atau semakin sulitnya sponsor untuk acara ilmiah tersebut. Bisa jadi karena imbas semakin gencarnya larangan gratifikasi bagi Profesi di Indonesia, termasuk Profesi Dokter. Walau pun Kementrian Kesehatan sudah mengeluarkan Permenkes yang mengatur secara detail bagian mana dalam pelayanan kesehatan dan program pengembangan profesi nya yang masuk gratifikasi. 
Jangan berkecil hati para "pelayan" kesehatan masyarakat, para peningkat kesehatan masyarakat Indonesia yang tidak lain adalah Dokter Indonesia. Sejak Maret 2009, sudah ada cara yang lebih mudah, lebih murah dan lebih hebat dalam mendapatkan nilai SKP. Ini ternyata menjadi alternatif cara untuk mendapatkan nilai SKP, tanpa harus menunggu acara-acara yang ter-akreditasi IDI, tanpa memesan tiket yang mahal, tanpa harus membuang waktu lama mengikuti simposium di sela kesibukan anda. Cukup dengan berlangganan majalah JPOG (Journal Of Pediatri && Obstetry Gynecologi), maka anda dapat dengan mudah  untuk mengakumulasi nilai SKP dari IDI. Bagaimana hal ini mungkin terjadi?. Tidak mustahil...



JPOG merupakan jurnal pendidikan dwibulanan dengan tipe review berkelanjutan yang menyediakan informasi tentang tren dan perkembangan terbaru bidang Pediatri dan Obstetri Ginekologi. JPOG merupakan referensi penting bagi dokter spesialis dan dokter umum. Di dalam JPOG memuat rubrik Editorial Content, Book reviews, Clinical Review, CME section, Case of The Month, Pictorial Medicine, Journal Watch.  Artikel yang dimuat merupakan kumpulan diskusi dan pemikiran para Pakar dan guru besar kedokteran yang tersebar di penjuru Asia timur dan tenggara, termasuk Indonesia.



Di dalam JPOG terdapat CME question di setiap edisi. Ini merupakan pertanyaan yang berhubungan dengan artikel yang terakreditasi IDI pada setiap edisi majalah. Setelah Sepuluh pertanyaan dijawab, kemudian jawaban ditulis di form yang telah disediakan, dikirimkan ke alamat yang ditunjuk, dan pembaca majalah tinggal menunggu hasilnya yang diberitahukan via email. Untuk mendapatkan SKP yang berkisar antara 2-5 SKP setiap edisi, pembaca cukup menjawab benar minimal 60% dari total pertanyaan, kemudian SKP diakumulasi sampai lebih dari 10, di buatkan sertifikat dan dikirim ke alamat pembaca.

Nah, Sudah jelas, dan tidak perlu meragukan JPOG sebagai referensi mendapatkan SKP IDI secara lebih mudah, lebih murah, dan lebih efektif dibanding mengikuti acara ilmiah kedokteran di Hotel yang tidak murah.  Sungguh benar benar alternatif cara yang lebih mudah, murah dan hebat dalam mendapatkan SKP IDI. Untuk mendapatkan JPOG, memang tidak semudah membeli buku bacaan di Toko buku. Karena proses penerbitan dan pencetakan jurnal tersebut disesuaikan dengan minat pembaca yang semakin bulan jumlahnya meningkat. Oleh karena itu, Jonadoctor Informasi Kesehatan dan Bisnis sebagai Non Govermental Organization (NGO) menyediakan pelayanan pemesanan majalah JPOG, dengan bekerja sama langsung pihak Distribusi JPOG di Jakarta, Indonesia. Tidak perlu ragu, segera hubungi Jonadoctor Informasi Kesehatan dan Bisnis untuk prosedur berlangganan JPOG, agar anda sebagai Dokter tidak perlu menguras waktu mendapatkan SKP IDI.
Berikut Profil Lengkap Jurnal JPOG. Profil JPOG.

Sumber :

-Juknis p2kb DPU IDI

-hukumkes.wordpress

-blogdetik
- Pengalaman Praktek Dokter Umum PNS Dinkesprov Jateng
- Peer-Reviewed Journal JPOG

JONADOCTOR 2008 - 2015 ( contact us @ mobile : 0822 1415 4699 )

Minggu, 20 Juli 2014

Puasa Ramadhan tidak membuat Diabetisi berkecil hati

jonadoctor diabetes melitus


Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia  (nilai kadar gula darah lebih dari normal) kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.

Diabetes Melitus (DM) terdiri dari 2 jenis, DM tipe 1 dan DM tipe 2. Dm tipe 1 disebut juga IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) yang disebabkan oleh destruksi sel Beta pulau Langerhans akibat proses autoimun. Sedangkan DM tipe 2 disebut juga NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)  disebabkan kegagalan relatif sel Beta dan resistensi insulin.

Gejala awal yang khas dialami penderita DM antara lain Polifagia (Lebih sering makan), Poliuria (Lebih sering buang air kecil), Polidipsia (Lebih sering minum), lemas dan berat badan turun. Sedangkan gejala lain yang mungkin dikeluhkan penderita Diabetes antara lain kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria, dan pruritus vulva pada wanita.

Seseorang dikatakan menderita Diabetes bila mengalami keluhan dan gejala khas tersebut ditambah hasil pemeriksaan Gula darah sewaktu > 200 mg/dL atau Gula Darah puasa ≥ 126. Bila hasil pemeriksaan Gula darah meragukan, Pemeriksaan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) diperlukan untuk memastikan diagnosis DM. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain atau TTGO yang abnormal.

Penatalaksanaan DM dibagi menjadi penatalaksanaan jangka pendek dan jangka panjang. Penatalaksanaan jangka pendek bertujuan untuk menghilangkan keluhan/gejala DM, sedangkan jangka panjang untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar gula darah, lipid dan insulin. Kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat hipoglikemik, dan penyuluhan.

Pada perencanaan makan, santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70 %), protein (10-15 %), dan lemak (20-25%) jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan , status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.

Latihan jasmani juga dianjurkan untuk penderita diabetes. Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih 0,5 jam yang sifatnya CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance). Latihan yang dapat dijadikan pilihan misalnya jalan kaki, lari, renang, bersepeda, dan mendayung. Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau zona latihan yaitu 75-85% denyut nadi maksimal(Denyut nadi maksimal/DNM = 220-umur).

Jika penderita telah melakukan pengaturan makan dan olahraga secara teratur, tetapi kadar gula darahnya masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat yang berkhasiat hipoglikemik (oral/suntikan). OBat yang berkhasiat hipoglikemik yang tersedia dalam bentuk oral antara lain golongan SUlfonilurea, Biguanid, Inhibitor Alfa Glukosidase, Insulin Sensitizing agent. Sedangkan Obat berkhasiat hipoglikemik yang tersedia dalam bentuk Suntikan adalah Insulin.

Insulin digunakan pada penderita DM tipe 2 dengan indikasi antara lain :
-DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut.
- DM dengan berat badan menurun cepat
- Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar
- DM yang mengalami stres berat seperti infeksi sistemik, operasi besar.
- DM dengan kehamilan yang tidak terkendali dengan pengaturan makan.

Dosis Insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah, lalu dinaikkan perlahan-lahan sesuai dengan hasil glukosa darah penderita. Jika penderita sudah diberikan sulfonilurea atau metformin sampai dosis maksimal namun kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dianjurkan penggunaan kombinasi sulfonilurea dengan metformin. Jika cara ini tidak berhasil juga, dipakai kombinasi sulfonilurea dan insulin.

Lalu,ketika bulan Puasa Ramadhan, adakah penderita DM bisa berpuasa dan bagaimana dosis pengobatannya?..

Menurut studi EPIDIAR (Epidemmiology of Diabetes and Ramadhan) yang meneliti 12.243 pasien diabetes dari 13 negara ISlam mendapatkan, 43% pasien diabetes melitus (DM) tipe 1 dan 79% pasien DM tipe 2 berpuasa selama Ramadhan. MEmang penderita diabetes yang berpuasa beresiko memiliki efek samping seperti hipoglikemia, hiperglikemia, dengan atau tanpa ketoasisdosis dan dehidrasi. Resiko ini akan meningkat pada periode berpuasa yang lama.

Sebenarnya selama kadar gula darah terkontrol dengan baik sebelum puasa, aman bagi penderita diabetes untuk berpuasa. Lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pasien diabetes yang menjalankan puasa, yakni :
- Tatalaksana bersifat individual
- Pemantauan teratur kadar gula darah
- Nutrisi tidak boleh berbeda dari kebutuhan harian
- Olahraga tidak boleh berlebihan
- Penderita harus tahu kapan membatalkan Puasa

Penderita diabetes yang ingin tetap menjalankan Puasa Ramadhan, perlu konsultasi kepada dokter, apakah termasuk pasien berisiko tinggi mengalami efek samping atau tidak. Setidaknya 3 bulan sebelum puasa Ramadhan harus sudah direncanakan, agar bisa dinilai beberapa hal :
- Pemeriksaan Gula darah dan HbA1c
- Pemeriksaan komplikasi dan kondisi komorbid lain yang dapat memperburuk akibat yang berkepanjangan.
- Perubahan diet dan perencanaan makan berdasar kebiasaan dengan tetap menjaga jumlah kalori harian
- Kemungkinan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit juga perlu diperhatikan.

Dosis dan cara Pemakaian Obat berkhasiat hipoglikemik Oral maupun suntikan juga mengalami perbedaan antara saat tidak puasa dengan saat puasa Ramadhan.

Lalu, Pertanyaannya,
- Bagaimana penentuan atau stratifikasi penderita DM berdasar resiko efek samping?. Apakah termasuk resiko sangat tinggi, resiko tinggi, resiko moderat atau resiko rendah sehingga lebih tenang menjalankan puasa?..
- Kalau ada perbedaan dosis dan cara pemakaian Obat berkhasiat hipoglikemik Oral maupun suntikan, bagaimana detailnya?..

Jawabannya secara detail bisa anda baca di Semijurnal Farmasi dan Kedokteran ETHICAL DIGEST edisi Juli 2014. Berikut tampilan Covernya.





jonadoctor ethical digest juli 2014

Penasaran dan masih kesulitan menemui Majalah tersebut, berikut cara mudah untuk mendapatkannya. KLIK DI SINI

Sumber :
- Semijurnal Farmasi dan Kedokteran ETHICAL DIGEST edisi Juli 2014
- Kapita Selekta Kedokteran 

JONADOCTOR COPYRIGHT ® 2014

Minggu, 15 Mei 2011

Download gratis artikel kedokteran terlengkap mengenai pengobatan vertigo karena tumor serebelum di bidang rehabilitasi medik



jonadoctor vertigo cerebellum tumor medical rehabilitation
 
 
Apakah anda pernah mengeluh kepala anda teras berputar-putar?. Keluhan anda timbul perlahan atau mendadak?. Apakah keluhan anda tersebut terjadi berulang ulang?.Bagaimana nafsu makan anda, mungkin berkurang karena merasa mual bahkan muntah?. Sebelum mengalami keluhan ini, apakah kepala anda pernah terbentur sesuatu?. Bagaimana kondisi kedua telinga anda?.

Ketika anda mengalami keluhan-keluhan di atas, anda perlu memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Hal ini sangat penting karena keluhan anda termasuk bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi dalam ruangan yang disebut dengan vertigo.

Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai
keadaan atau penyakit.

Gejala-gejala vertigo antara lain:
1. Pusing
2. Kepala terasa ringan
3. Rasa terapung, terayun
4. Mual
5. Keringat dingin
6. Pucat
7. Muntah
8. Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
9. Nistagmus

Vertigo merupakan diagnosa yang disebabkan oleh beberapa etiologi, antara lain :
1. penyakit system vestibuler perifer
2. penyakit susunan saraf pusat
3. kelainan endokrin
4. kelainan psikiatri
5. kelainan mata
6. intoksikasi

Dalam artikel yang bisa anda download dalam link berikut , akan membahas vertigo yang disebabkan oleh adanya tumor di otak, serta terapi dan pencegahannya dalam bidang rehabilitasi medik.

Untuk mendownload, klik link di bawah ini :
JONADOCTOR COPYRIGHT R 2010

Sabtu, 18 September 2010

Download gratis artikel kedoteran tentang gagal jantung dan oedema pulmonum terlengkap

hearft faikure, pulmonary udema. udema pulmonum. gagal jantung



 Gagal jantung kongestif (CHF) adalah ketidakseimbangan dalam fungsi pompa di mana jantung gagal mempertahankan sirkulasi darah yang memadai . Manifestasi yang paling parah CHF, edema paru, terjadi ketika ketidakseimbangan ini menyebabkan peningkatan dalam cairan paru-paru sekunder kebocoran dari kapiler paru ke intersititium dan alveoli paru-paru.

Gagal jantung dapat dibagi lagi menjadi disfungsi sistolik dan diastolik. Disfungsi sistolik ditandai oleh dilatasi ventrikel kiri dengan kontraktilitas terganggu, sedangkan disfungsi diastolik terjadi pada ventrikel kiri normal atau utuh dengan kemampuan terganggu untuk relaksasi dan menerima serta mengeluarkan darah.  

Klasifikasi fungsional The New York Heart Association ,CHF adalah salah satu yang paling berguna. Kelas I menggambarkan seorang pasien yang tidak terbatas dengan aktivitas fisik normal dengan gejala-gejala. Kelas II terjadi bila hasil kegiatan fisik biasa dalam kelelahan, dyspnea, atau gejala lainnya. Kelas III dicirikan oleh keterbatasan aktivitas fisik normal. Kelas IV didefinisikan dengan gejala-gejala pada saat istirahat atau dengan aktivitas fisik.

Etiologi edema paru dapat ditempatkan dalam 6 kategori berikut:

   1. Edema paru sekunder untuk mengubah permeabilitas kapiler: sindrom distress pernapasan akut (ARDS), penyebab yang infeksi,us racun yang dihirup, beredar racun eksogen, zat vasoaktif, koagulopati intravascular disseminata (DIC),
reaksi proses kekebalan , uremia, hampir tenggelam, dan aspirasi lainnya
   2. Edema paru sekunder untuk meningkatkan tekanan kapiler paru: penyebab cardiac dan
penyebab noncardiac, termasuk trombosis vena pulmonal, stenosis atau penyakit veno-occlusive, dan overload volume
   3. Edema paru sekunder terhadap tekanan oncotic  yang menurun ditemukan dengan hipoalbuminemia
   4. Edema paru sekunder untuk  insufisiensi
limfatik
   5. Edema paru sekunder terhadap tekanan pleura negatif yang besar dengan peningkatan volume akhir ekspirasi
   6. Mekanisme edema paru sekunder untuk campuran atau tidak diketahui termasuk edema paru ketinggian tinggi (HAPE), edema paru neurogenik, heroin atau overdosis lainnya, emboli paru, eklampsia, postcardioversion, postanesthetic, postextubation, dan pasca-cardiopulmonary bypass 

CHF Prevalensi meningkat dengan bertambahnya usia dan mempengaruhi sekitar 10% dari populasi yang lebih tua dari 75 tahun.

EKG adalah alat yang spesifik tetapi mungkin berguna dalam mendiagnosis jantung iskemia secara bersamaan, sebelum infark miokard (MI), disritmia jantung, hipertensi kronis, dan penyebab lain dari hipertrofi ventrikel kiri.

Ada beberapa tindakan untuk melakukan Pencegahannya, antara lain
   * Tekankan pendidikan pasien dengan instruksi intens mengenai kepatuhan dengan pembatasan diet dan terapi medis.
    * Tekankan pemantauan ketat tekanan darah, terutama pada pasien dengan disfungsi diastolik.
    * Pasien harus memodifikasi diet sebagai berikut:
          o Pembatasan
Natrium (awalnya 4 g / hari)
          o Penurunan Berat (jika sesuai)
          o  Pembatasan cairan yang tepat
    * Pasien harus memodifikasi kegiatan sebagai berikut:
          o Selama tahap parah, Istirahat di bed  dengan elevasi kepala tempat tidur dan stoking anti-emboli untuk membantu mengontrol edema kaki
          o Peningkatan aktivitas
bertahap dengan berjalan untuk membantu meningkatkan kekuatan 

Bila hal di atas  tidak bisa dipatuhi, maka akan timbul komplikasi komplikasinya sebagai berikut :
* Miokard Infark akut
    * Shock kardiogenik
    * Aritmia (fibrilasi atrium paling sering)
    * Ventrikel
aritmia , seperti takikardia ventrikular , sering terlihat pada pasien dengan depresi secara signifikan fungsi ventrikel kiri.
    * Gangguan elektrolit
    * Mesenterika insufisiensi
    * Enteropati
Protein
    * Intoksikasi Digitalis

Agar anda lebih detail mengenai anemia, anda dapat men-download artikel yang lebih lengkap tentang gagal jantung dan udema pulmo di bawah ini :
JONADOCTOR COPYRIGHT R 2010
Adapted from emedicine
Published with help of google translate anda rapidshare

Kamis, 16 September 2010

Download Gratis Artikel Kedokteran Tentang Anemia Terlengkap


anemia;kekurangan darah ;jonadoctor



Anemia ditandai oleh penurunan jumlah sel darah merah yang beredar (sel darah merah), jumlah hemoglobin, atau volume dikemas sel darah merah (hematokrit). Anemia diklasifikasikan sebagai akut atau kronis.  anemia akut menunjukkan penurunan tajam dalam populasi karena hemolisis RBC atau perdarahan akut. Di Instalasi Gawat Darurat, perdarahan akut adalah penyebab paling umum.

respon fisiologis untuk anemia bervariasi menurut ketajaman dan jenis Kerusakan.  onset bertahap memungkinkan untuk mekanisme kompensasi untuk mengambil tempat. Dengan anemia karena kehilangan darah akut, penurunan kapasitas pengangkut oksigen terjadi bersama dengan penurunan volume intravaskular, dengan hipoksia yang dihasilkan dan hipovolemia.  Hipovolemia menyebabkan hipotensi, yang terdeteksi oleh reseptor regangan di bola karotis, arkus aorta, jantung, dan paru-paru. Reseptor ini mengirim impuls sepanjang serabut aferen dari saraf vagus dan glossopharyngeal ke medula oblongata, korteks otak, dan kelenjar hipofisis.  

Pada kelompok usia muda, laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi anemia akut dari penyebab trauma. pendarahan saluran cerna bawah cenderung lebih sering terjadi pada perempuan, sedangkan perdarahan saluran cerna atas dominan pada laki-laki. perempuan muda memiliki insiden yang lebih tinggi dari anemia karena menstruasi dan komplikasi kehamilan yang terkait. 

Jalur umum pada anemia akut yang mengancam jiwa adalah pengurangan tiba-tiba dalam kapasitas pengangkut oksigen dalam darah. Tergantung pada etiologinya, ini mungkin terjadi dengan atau tanpa penurunan volume intravaskuler.  Hal ini berlaku umum bahwa drop akut dalam hemoglobin ke tingkat 7-8 g / dL merupakan gejala, sementara tingkat 4-5 g / dL dapat ditoleransi pada anemia kronis, tubuh seperti itu dapat secara bertahap menggantikan hilangnya  volume intravascular.

Terapi pendekatan untuk mengobati anemia termasuk darah dan produk darah, immunotherapies, hormonal / terapi gizi, dan terapi tambahan.Tujuan terapi pada anemia akut adalah untuk mengembalikan hemodinamik sistem vaskular dan untuk menggantikan sel darah merah yang hilang. Untuk mencapai hal ini, dokter dapat menggunakan suplemen mineral dan vitamin, transfusi darah, vasopressors, histamin (H2) antagonis, dan glucocorticosteroids.

Agar anda lebih detail mengenai anemia, anda dapat men-download artikel yang lebih lengkap tentang anemia di bawah ini :

JONADOCTOR COPYRIGHT R 2010

Adapted from emedicine
Published with help of google translate anda rapidshare

ARTIKEL TERKAIT

 


SILAHKAN KONTAK / HUBUNGI KAMI / TELEMEDICINE / KONSULTASI DOKTER ONLINE !

Anda bisa menghubungi kami di dua nomor WA berikut ini :

1. Ny.A.sekar.T, SST ( Paramedis/ KEBIDANAN dan BISNIS )



2.Tn.Is.Dar, MD ( Medis / TELEMEDICINE / KONSULTASI DOKTER ONLINE )

Atau di email: jonadoctorspot@gmail.com


Atau dengan mengirim pesan melalui Chat ;

KLIK UNTUK CHAT TELEGRAM

(
https://t.me/Jonadoctor_Health_Business )

ATAU KLIK IKON TELEGRAM DI POJOK KANAN BAWAH WEBLOG INI.)

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Klub Bisnis Internet Berorientasi Action

Very
Important Report:



14
Kesalahan Fatal Bisnis Internet dan Cara Mendobraknya!


Masukkan nama & email
anda di bawah ini dan dapatkan Free Report kami, GRATIS!



Nama
Panggilan:


Email:








jonadoctor





Translate This Page !


English French German Spain Italian Dutch


Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
- blog.ahmadrifai.