Logo Dirgahayu Republik Indonesiake-74, SDM Unggul,Indonesia Maju |
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34.1% dibandingkan 27.8% pada Riskesdas tahun 2013. Saat ini,yang tidak kalah menarik perhatian, sudah tidak berlaku lagi pernyataan bahwa kardiovaskular adalah penyakit kaum pria. Penyakit jantung telah menjadi penyebab utama kematian pada wanita, di banyak negara maju.
Pada 2007, penyakit kardiovaskular menyebabkan satu kematian per menit pada wanita di Amerika Serikat; lebih banyak dari kanker, penyakit saluran nafas bawah kronis, penyakit Alzheimer dan kecelakaan. Data dari American Heart Association menunjukkan bahwa hipertensi sebagai penyebab kematian, lebih tinggi angka kejadiannya pada wanita daripada pria. Pada wanita pengguna kontrasepsi oral, angkanya 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi oral. Wanita premenopause memiliki risiko dan insiden hipertensi yang lebih rendah dibanding pria, pada usia yang sama. Kelebihan pada wanita ini secara gradual menghilang, setelah menopause. Setelah berusia 65 tahun, lebih banyak wanita menderita hipertensi dibanding laki-laki. Dan, angka ini akan terus meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia. Pada wanita berusia antara 65 dan 74 tahun, prevalensi hipertensi sebesar 58%. Sekitar 40% kasus stroke, 39% kasus infark miokard dan 28% penyakit ginjal tahap akhir disebabkan oleh hipertensi.
Lebih lanjut hipertesi, karena angka prevalensinya yang tinggi, berkontribusi lebih besar meningkatkan beban terhadap populasi dengan gagal jantung daripada infark miokard. Penelitian Rotterdam mengindikasikan bahwa hipertensi merupakan faktor yang lebih berkontribusi pada wanita dibanding pria. Angka mortalitas 5 tahun setelah onset gagal jantung hipertensif pada wanita adalah tinggi, sekitar 69%. Tapi, pengobatan hipertensi dapat menurunkan insiden gagal jantung sampai sekitar 50%. Pada Women’s Health Initiative, determinan utama prevalensi hipertensi adalah ras kulit hitam, status ekonomi yang rendah, riwayat penyakit kardiovaskular, dan faktor risiko kardiovaskular, seperti tidak banyak bergerak, kelebihan berat badan/obesitas, dan mengonsumsi alkohol berlebihan.
Pada pasien yang sehari hari ber obat rutin di pelayanan kesehatan sekitar Solo Raya ( eks karesidenan Surakarta ) termasuk di Balkesmas ( eks Balai Paru Klaten ) , proporsi kasus penyakit tidak menular ( PTM ) tertinggi pada tahun 2017 adalah Hipertensi, dengan prosentase 55,79 % dibanding penyakit tidak menular lain nya. Bila dipantau perkembangan jumlah kasus nya,terjadi peningkatan kasus Hipertensi pada tahun 2017 dibanding tahun 2015 dan 2016. Oleh karena itu meskipun munculnya penyakit hipertensi bisa karena banyak faktor, termasuk herediter ( keturunan ),sebagai warga negara yang baik , utamanya tenaga medis wajib ikut mengobati dan membantu turunnya tekanan darah akibat hipertensi.
Di Indonesia sendiri sudah ada perkumpulan para ahli kedokteran khusus penyakit hipertensi , yaitu INaSH ; Indonesian Society of Hypertension, yang akan senantiasa memberikan update penanganan Hipertensi secara medis. Pasien wajib menaati pengobatan yang diberikan oleh dokter untuk menurunkan tekanan darah yang meningkat karena penyakit Hipertensi. Selain itu, juga wajib menerapkan prinsip hidup sehat ( life style ) yang mendukung program penurunan tekanan darah dan mencegah naik nya tekanan darah melebihi angka normal. Mengatur waktu istirahat yang cukup dan Mengurangi munculnya stres dalam menjalani permasalahan hidup termasuk hal yang bisa membantu mencegah munculnya hipertensi. Meningkatkan Ibadah kepada Alloh, Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing juga wajib rutin dilakukan agar dapat mengurangi stress mental dan fisik.
Tindak lanjut pasien hipertensi yang sudah mendapat pengobatan dari dokter terdiri dari pemantauan efektivitas pengobatan, kepatuhan dalam berobat, serta deteksi dini HMOD ( Hypertension-Mediated Organ Damage, hipertensi derajat 3 atau terdapat bukti kerusakan target organ akibat hipertensi , dimana angka tekanan darahnya cukup tinggi ) Setelah inisiasi pengobatan hipertensi, tekanan darah seharusnya turun dalam 1-2 minggu dan target tercapai dalam 3 bulan.
Jika tekanan darah sudah mencapai target, frekuensi kunjungan dapat dikurangi hingga 3-6 bulan sekali. Jika tekanan darah ditemukan meningkat pada saat kontrol, perlu diidentifikasi penyebabnya. Kenaikan tekanan darah dapat disebabkan antara lain oleh ketidakpatuhan dalam berobat, konsumsi garam berlebih ( penggunaan natrium (Na) sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari, setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau 1 sendok teh garam dapur) , atau konsumsi zat dan obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah atau mengurangi efek obat antihipertensi (alkohol, OAINS/ obat anti inflamasi non steroid ). Setelah berbagai kemungkinan lain disingkirkan dan dokter meyakini bahwa kenaikan tekanan darah diakibatkan oleh pengobatan yang tidak efektif, maka perlu dilakukan peningkatan regimen obat-obatan sesuai kondisi pasien. Pasien dengan hipertensi juga harus dihimbau berkala untuk memperbaiki gaya hidup, antara lain penurunan berat badan, diet sehat rendah garam dan rendah lemak, peningkatan aktivitas fisik dan olahraga, serta penurunan konsumsi tembakau. Penghentian merokok terutama sangat bermanfaat untuk mencegah risiko kardiovaskular.
Apakah pasien penderita Hipertensi wajib minum obat terus menerus?.Pertanyaan seperti ini akan sering dilontarkan pasien yang sudah lama mendapat obat penurun tekanan darah tinggi. Memang dalam realita di lapangan, pasien dengan hipertensi mendapat obat yang rutin diminum setiap hari, adakalanya akan dilakukan penurunan dosis oleh dokter. Penurunan dosis obat dilakukan secara bertahap dengan pemantauan tekanan darah rutin untuk menentukan dosis efektif terkecil.
workshop pediatric cardiology and congenital heart disease WECOC 30th 2018
|
Oleh karena itu dengan momen peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-74 di tanggal 17 Agustus 2019 ini, dimana staf medis Jonadoctor, Kesehatan dan Bisnis yang pernah berpartisipasi menjadi peserta Seminar dan workshop acara WECOC (weekend course on cardiology) ke -30 di Sheraton Grand Gandaria City Jakarta Selatan agar dalam usaha memeriksa dan memberikan pengobatan kepada pasien pasien penyakit paru, pernapasan dan kardiovaskular ( jantung dan pembuluh darah ) di UPT BALKESMAS ( eks Balai Paru ) Dinkes Provinsi Jawa Tengah mendapat ilmu yang senantiasa update, Dan bisa turut mendukung peningkatan Derajat Kesehatan masyarakat termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Kami juga mengajak kepada seluruh elemen Negara Indonesia senantiasa berdoa, agar Republik Indonesia menuju Bangsa Indonesia yang Sehat, Maju, ber martabat, menjunjung tinggi nilai agama yang lurus, hukum kebenaran, dan nilai sosial yang baik. Sehingga Untuk menjadi bangsa yang maju sangat dibutuhkan tingkat kesehatan yang prima baik pemerintah maupun rakyatnya. Utamanya kesehatan jantung dan pembuluh darah dapat meningkat derajatnya, dimana tingkat memburuk dan kematian akibat penyakit jantung bisa berlangsung cepat. Semoga, dengan semangat "SDM Unggul Indonesia Maju" pada Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 , 17 Agustus 2019 ini, mampu menjadikan semangat membara untuk menuju Bangsa Indonesia yang Sehat, Maju, ber martabat di mata dunia Internasional, menjunjung tinggi nilai agama yang lurus, hukum kebenaran, dan nilai sosial yang baik. Aaminn.
Sumber ;
- -Rilantono, LI dalam Buku ajar kardiologi, FK UI jakarta
- -review staf medis Jonadoctor, kesehatan dan bisnis sebagai peserta dan seminar WECOC 30th 2018 dan pengalaman praktik sehari-hari sebagai tenaga medis Balai Paru Klaten ( Daru, Iswan )
- - Suradi, dalam Pidato pengukuhan guru besar ilmu kedokteran pulmonologi dan respirasi FK UNS
- - staf pengajar kardiologi FK UI divisi pediatric cardiology and congenital heart disease dalam workshop Wecoc 30th 2018
- - Peringatan Hari Ulang Tahun RI ke -73 di seluruh penjuru Tanah air Indonesia
- - "wanita dan hipertensi" dalam web ethicaldigest
- - Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019 oleh Indonesian Society Of Hypertension.
- - trend Penyakit tidak menular di Wilayah Kerja Balkesmas ( eks balai paru klaten ) 2018.
- - web tribunnews
0 comments:
Posting Komentar