“...Orang yang berpuasa akan mendapat dua kegembiraan. Apabila berbuka ia merasa gembira . Dan apabila bertemu dengan Allah, ia gembira pula karena puasanya ”.
Kalimat tersebut merupakan bunyi hadits Qudsi Riwayat Bukhari, Muslim, dan Ahmad yang mengandung makna bahwa Ketika seseorang berbuka, maka yang ada adalah kenikmatan yang dirasakan saat itu karena ia telah melepaskan dahaga atau enaknya hidangan yang dimakannya. Haus dan beratnya hal hal yang harus dijaga seharian selama berpuasa seolah tak berarti dan telah hilang semua. Begitu juga setelah ditunaikan ibadah selama sebulan penuh, dengan tibanya hari raya iedul fitri, maka segala ‘penderitaan’ selama sebulan seolah tak pernah ada. Demikianlah sesungguhnya yang dirasakan adalah saat itu, saat yang terakhir. Akan tetapi,akankah kita akan mengakhiri bulan ramadhan seolah berlalu begitu saja?..Tidak adakah kenangan bermakna di dalamnya?..
Puasa Ramadhan merupakan puasa menahan makan dan minum beserta syarat wajib puasa dalam agama Islam selama satu bulan. Puasa Ramadhan dimulai dari fajar dan berakhir saat adzan maghrib setiap harinya. Dalam kaidah agama Islam, puasa ramadhan menjadi kewajiban bagi semua muslim yang baligh, kecuali mereka yang tergolong ke dalam kelompok yang diperbolehkan tidak berpuasa. Dengan menjalankan kewajiban syariat agama, tentunya akan mendapat pahala apabila kita melaksanakan puasa tersebut secara khusyu, dan ikhlas sesuai tuntunannya.
BACA JUGA ; Suplemen Kekebalan Tubuh ampuh Dengan Sejuta Kelebihan Melawan Penyakit Infeksi, Auto Imun dan Alergi (VIUSID)
Secara Kedokteran, puasa juga memiliki banyak makna. Dari segi fisiologi puasa pada bulan ramadhan adalah suatu upaya untuk mengistirahatkan sistem pencernaan selama 1 bulan yang telah bekerja selama 11 bulan. Puasa yang dilakukan pada bulan Ramadhan sebenarnya identik dengan cleansing (pembersihan) atau detoksifikasi (upaya pengeluaran racun dari dalam tubuh). Memang perlu waktu bertahap dimulai dari hari pertama berpuasa,kedua,ketiga sampai seminggu pertama agar sistem organ tubuh kita beradaptasi.
Berdasarkan penelitian PENELITI asal Jepang, Profesor Yoshinori Ohsumi juga menemukan satu cara sedernana untuk ‘memancing’ terjadinya autophagy dalam sel. Seperti dilansir dari laman resmi Buchinger Wilhelmi, cara sederhana tersebut ialah berpuasa.
Ohsumi menemukan bahwa kunci untuk ‘mengaktivasi’ proses autophagy pada sel ialah kondisi kekurangan nutrisi. Di sisi lain, berpuasa membuat otak menerima sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan makanan dan mencari-cari makanan yang tersisa dalam tubuh.
Proses ini membuat autophagy teraktivasi dan sel mulai melakukan perusakan terhadap protein yang rusak ataupun tua di dalam tubuh. Ketika kadar insulin dalam tubuh menurun, glucagon mulai bekerja dan membersihkan sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.
Selama proses ini, tubuh harus terbebas dari makanan atau minuman minimal selama 12 jam, sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada umumnya. Sedikit saja makanan yang masuk ke tubuh sebelum 12 jam dapat membuat proses autophagy terhenti.
Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Adrenalin selama ini dikenal berhubungan erat dengan keadaan tegang, marah, stress, takut serta jengkel. Pada saat tidak berpuasa kemudian marah, akan terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya. Dan masih banyak manfaat puasa untuk kesehatan tubuh manusia.
Saat ini adalah,saat dimana kita tiba pada masa akhir dari bulan Ramadhan 1440 H yang sebentar lagi akan berganti dengan Idul Fitri. Hari-hari akhir bulan suci Ramadhan telah terasa hawanya. Akan tetapi terdapat beberapa fenomena kebiasaaan masyarakat yang kurang pas. Masjid diisi dengan sejumlah minim orang beritikaf. Mall dan pusat perbelanjaan diisi dengan hiruk pikuk dan sesaknya orang yang bersiap untuk lebaran. Jalan kemanapun macet. Mudik telah digadang-gadang. Ada yang memang benar pulang untuk bersilaturahmi di kampung, ada pula yang nyatanya hanya mau berlibur. Kendaraan disiapkan, baik milik sendiri maupun sewaan. THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi kata yang paling populer, dibahas, dituntut, bahkan ada juga yang didemo dengan garang. Seluruhnya menjadi bagian dari dinamika akhir Ramadhan.
Alangkah lebih baik, bila kita mengoptimalkan ibadah di akhir Ramadhan ini. Ada beberapa hal yang lebih baik kita utamakan dalam mengakhiri Ramadhan ini. Antara lain :
- Pertama. I’tikaf yang artinya berhenti sejenak untuk mendekat kepada Allah SWT
- Kedua, akhir Ramadhan adalah saat turunnya Alquran dahulu, dan kini ayat-ayat Quran itu turun ke hati-hati insan yang sedang beribadah shaum. Khatam membaca dan memahami Al Qur’an merupakan happy ending bagi fikiran yang tercerahkan.
- Ketiga, berzakat khususnya membayar zakat fitrah.
- Keempat, bersiap untuk sampai pada idul fitri hari raya mengagungkan Allah dengan bertakbir, melaksanakan shalat sunnat berjamaah, lalu bermaaf-maafan serta silaturahim. Hari kembali ke kesucian diri yang penuh dengan ampunan Ilahi.
Perlu menjadi perhatian, bahwa Pemerintah Republik Indonesia menetapkan 1 Syawal 1440H jatuh pada hari Rabu, 5 Juni 2019. Hal ini disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai memimpin sidang isbat, di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal bekerja di bawah sumpah, terdiri dari provinsi Aceh hingga Papua. Ada 33 perukyah yang ada, tidak ada satu pun yang melihat hilal," ujar Menag yang didampingi Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher dan Ketua MUI Yusnar Yusuf. "Maka sebagaimana kaidah yang berlaku, bulan Ramadan tahun ini digenapkan 30 hari," tegas Menag.
Hal tersebut sesuai dengan syarat yang tercantum dalam Fatwa MUI nomor 2 tahun 2004 yang disebutkan bahwa dalam menetapkan awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan majelis ulama Indonesia, ormas-ormas islam dan institusi terkait. Juga, dicantumkan kaidah fikih bahwa keputusan pemerintah mengikat dan menghilangkan silang pendapat.
Dan hal di atas sudah dipenuhi oleh Kementerian Agama. Maka dengan demikian, tidak ada alasan bagi umat muslim di Indonesia untuk menolak hasil sidang isbat, Ujat Ketua MUI KH Yusnar Yusuf di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Memang kita seharusnya memahami dan mampu menyesuaikan dengan ungkapan “Akhir itu lebih baik daripada awal”. Karenanya akhir Ramadhan harus lebih berkualitas ketimbang sebelumnya.
Demikian,sedikit pengetahuan untuk saling kita bagi. Semoga bermanfaat dan menjadi berkah. Dan tak lupa, dalam momen Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H nanti, kami, segenap manajemen Jonadoctor Informasi Kesehatan dan Bisnis (Penyedia Informasi kesehatan dan trend bisnis update serta Alat Kesehatan Mutakhir ) mengucapkan PERMOHONAN MAAF KEPADA SEMUA WARGANET dimana pun berada, APABILA ADA KESALAHAN UCAPAN DAN TINDAKAN, SEMUA BERASAL DARI DIRI KAMI, dan apabila ada kebaikan, semua berasal dari ALLAH
Akhir kata, kami hanya bisa sedikit bersajak dan penuh harap, semoga kita semua tetap sehat lahir batin dan dipertemukan dengan bulan nan penuh rahmat, bulan Ramadhan di Tahun Yang Akan Datang, AAMINN.
"Waktu mengalir bagaikan air
Bulan Ramadhan 1440 H telah berakhir
Sayup terdengar kumandang Takbir
Di Sela Insan Mulia menuju hilir
Bersua sanak kerabat dan ber Musafir.
Sekian lama khilaf dan salah terjadi
Karena kurang nan lemah menghiasi diri
Ijinkan kami mengucap Selamat Idul fitri 1440 H
Berharap maaf terbuka tiada henti
Demi menjaga tali Silaturahmi
Di Hari Raya dan seterusnya nanti.
SeIamat Idul Fitri 1440 H.
Mohon Maaf Lahir dan Batinِ "
"Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidzin Wal Faizin" : “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.
Sumber :
- web Republika
- web Kompasiana
- web Muslim
- web Metrojambi
- beberapa foto oleh admin IT weblog https://jonadoctor.blogspot.com
- GANA ISLAMIKA
- Sodikin dalam web Islampos
-web kemenag
DISCLAIMER ;
"Kami adalah manusia biasa yang tidak luput dari kealpaan, namun kami juga manusia yang selalu berusaha belajar menerapkan kebaikan. Dengan Demikian, kami berharap kritik dan saran positif secara baik terhadap konten tulisan kami, walaupun kami selalu berusaha maksimal mencari sumber yang paling benar dan memantau perkembangan sumber ilmunya. Semoga Allah ,Tuhan Yang Maha Esa me-Ridhoi usaha kami dan rekan pembaca dalam berbagi ilmu kebenaran ,demi Kemaslahatan Dunia Untuk Akhirat, serta dihindarkan dari tindakan pencemaran Nama baik, diskriminasi suku,agama,ras, Antar golongan, pelanggaran hukum agama dan negara serta Pelanggaran Hak cipta. Terima Kasih", Salam sehat lahir batin, Sukses selalu dan kembali Jaya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jonadoctor 2008 - 2019 ( contact us @ , mail : jonadoctorspot@gmail.com )
0 comments:
Posting Komentar