Anda perlu waspada kalau penyakit alergi, rhinitis alergika (radang pada membran mukosa hidung yang ditandai dengan sekresi mukus berlebih, kongesti nasal, gatal dan bersin karena alergen)dan asma anda sering kambuh, padahal anda sudah berusaha menjalankan gaya hidup sehat. Berdasarkan penelitian, kebanyakan orang yang memiliki riwayat alergi, ternyata memiliki kesehatan oral yang buruk. Padahal gigi juga merupakan sumber fokus infeksi oral yang bisa menimbulkan iflamasi sampai patologi sistemik. Hal ini dipicu oleh penumpukan plak gigi, dimana plak gigi merupakan material alba, kumpulan mikroorganisme, debris mulut, epitel dan sel darah, serta sedikit debris makanan (WHO, 1961).
Plak gigi sering terbentuk pada permukaan gigi yang terlindung dan terhambat. Misalnya pada celah gingival, daerah aproksimal, permukaan supragingiva bagian bukal, palatinal, lingual, permukaan subgingival, pit dan fisur okusal. Plak gigi sendiri memiliki komposisi berupa air dan bahan padat. 70% dari bahan padat merupakan mikroorganisme, dan 30% nya terdiri atas bahan organik (karbohidrat, protein, lemak) , bahan anorganik (kalsium, fosfor, magnesium, potassium, dan sodium).
Proses pembentukan plak gigi memerlukan waktu hampir seminggu. Awalnya dimulai dengan pembentukan pelikel yang dikenal dengan "acquired pelikel" (Deposit tersisa yang terbentuk sete1ah permukaan gigi dibersihkan). Kemudian terjadi kolonisasi bakteri awal, sekunder maupun tersier. Kuman yang paling sering ditemui pada plak gigi adalah spesies Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Pseudomonas gingivalis. Pada tahap akhir terjadi pematangan dan pembentukan plak tersebut.
Penyakit periodontal diawali ketika keseimbangan antara host, bakteri, dan lingkungan senang terhadap pertumbuhan berlebih dari spesies fakultatif Gram-negatif dan anaerobik, seperti A actinomycetemcomitans dan P gingivalis. Toksin dari bakteri, peptidoglikan dari bakteri Gram positif dan lipopolisakarida dari bakteri Gram negatif merangsang masing-masing toll-like receptor-2 (TLR2) dan TLR4. TLRs ini hadir dalam sel-sel imunokompeten yaitu sel mast, basofil, makrofag. Bakteri Gram positif dan Gram negatif dapat menyebabkan bakteremia dan memicu reaksi imunologis dengan merangsang sel imunokompeten (misalnya sel mast, makrofag, basofil). Bakteri juga bisa mengaktifkan innate immunity, seperti sistem komplemen C3 yang merangsang degranulasi sel mast atau basofil melalui reseptor C3A . Makrofag menjadi mediator bagi IFN-gamma, IL-12,IL-18 untuk mengaktifkan sel Th1, sehingga terjadi reaksi hipersensitivitas tipe lambat, dan aktivasi makrofag. Sel Mast menjadi mediator IL-4 untuk mengaktivasi sel Th2 sehingga timbul imunitas humoral, IgE, dan eosinophil. Adanya peningkatan IgE spesifik alergen dalam sirkulasi yang kemudian melekat pada reseptor FceI dari sel imunokompeten seperti sel mast dan basophils membuat individu lebih sensitip terhadap alergen.
Pada orang terutama anak-anak yang memiliki riwayat alergi cenderung memiliki kadar IgA salivatori yang rendah dan kadar TGF beta yang rendah. Padahal kedua hal tersebut sangat berperan dalam reaksi imunologis untuk menghadapi paparan alergen. Akibatnya anak-anak dengan alergi rentan terhadap invasi bakteri dan antigen, apalagi memiliki plak gigi.
Bagaimana terapi dan pencegahan terhadap penyakit ini?. Apakah anda tetap akan mengeluarkan biaya dan membuang waktu lebih banyak setiap alergi anda kambuh?. Temukan jawabannya, dengan men-download artikel kami yang lebih lengkap mengenai "hubungan plak gigi dengan alergi" di bawah ini.
- Plak gigi timbulkan alergi.pdf (Indonesian)
- Dental plaque caused allergy.pdf (English)
- Presentasi plak gigi dan alergi.ppt (Indonesia)
- Dental plaque and allergy presentation.ppt (English).
Dental Plaque
INTRODUCTION TO DENTAL PLAQUE
Journal | Airlangga University
Apakah terapi pengendalian plak dapat menurunkan keparahan rinitis ...
1 comments:
Thank you
Free Premium Accounts
Posting Komentar